"CVR sudah terbaca," kata Kepala Sub Komite Penyelidikan Kecelakaan Transportasi Udara KNKT, Masruri saat berbincang denganVIVAnews, Jumat 25 Mei 2012.
Kotak hitam Sukhoi Superjet 100 yang celaka di Gunung Salak (VIVAnews/Ikhwan Yanuar) |
Namun, tim KNKT masih perlu memperjelas sejumlah bagian rekaman percakapan antara pilot dan kopilot dalam CVR yang memiliki durasi sekitar dua jam tersebut. "Masih ada yang harus diperjelas, karena dalam beberapa bagian percakapan pilot dengan kopilot menggunakan bahasa Rusia," katanya.
Masruri menambahkan, untuk menerjemahkan bahasa Rusia itu, KNKT telah memiliki penerjemah sendiri. Sehingga tidak bergantung pada tim dari Rusia. "Supaya hasil investigasi bisa netral," tutur dia.
Meski data CVR telah berhasil dibaca, Masruri tak bersedia memaparkan hasil penyelidikan sementara itu. "Kita punya aturan, sudah diumumkan baru bisa disampaikan sekitar satu tahun yang akan datang. Mudah-mudahan bisa lebih cepat, kalau saat ini tidak bisa," ujar dia.
"Ini kan pekerjaannya tidak kecil, kita akan mencoba mengikuti sampai akhir, finalnya setelah satu tahun."
Dia menambahkan, KNKT optimistis bisa mengungkap penyebab kecelakaan yang menewaskan 45 orang itu, meski Flight Data Recorder (FDR) yang berisi data penerbangan Sukhoi nahas itu hingga kini belum ditemukan. "Kita ungkap dari perangkat yang ada dulu. Tapi FDR tetap kita cari," katanya.
Sukhoi Superjet 100 menabrak tebing di Puncak Gunung Salak I pada Rabu 9 Mei 2012. Pesawat yang melakukan joy flight kedua pada hari itu hilang kontak setelah pilot meminta turun ketinggian dari 10.000 kaki ke 6.000 kaki. (umi)
0 komentar:
Posting Komentar