Tidak jarang saya menjumpai pasangan di kota besar yang sudah berusaha mendapatkan keturunan namun belum di beri kesempatan untuk memilikinya. Saya mau mengkaitkan kualitas hidup kita di masa sekarang terutama di kota besar seperti Jakarta ini dengan faktor kemandulan. Saya mengamati, ada perbedaan prinsipil dari kehidupan di kota Jakarta dengan di daerah-daerah dan juga di luar negri. Kondisi tekanan di tempat kerja yang tinggi, tekanan ekonomi, kondisi traffic yang padat, polusi udara yang tinggi, suhu udara yang gerah, kurangnya aktifitas, serta pola makan yang kurang sehat di kota metropolitan tercinta ini, seakan semuanya tanpa disadari menurunkan kualitas hidup kita yang mana sering membuat kita menjadi lelah secara pikiran, fisik, dan mental yang berujung pada kenaikan tingkatan stress kita. Sering kita baru menyadarinya ketika kita sedang berliburan ke daerah2 atau ke luar negridan merasakan suasana yang nyaman tentram. Semua faktor tersebut diatas cenderung membuat dorongan untuk melakukan hubungan intim menjadi berkurang, baik dari sisi kuantitas maupun yang sering tidak disadari kualitasnya pun menjadi berkurang.
Ada satu hal yang sering tidak disadari adalah kebisingan suara kendaraan yang sering membuat kita jadi stress. Apalagi untuk tingkat kenyamanan fisik dan pikiran kita saat kita sedang beristirahat. Seringkali tata kota yang kurang baik tidak memberikan pilihan bagi penduduk untuk tinggal di daerah yang asri dan nyaman di kota Metropolitan ini. Akhirnya dengan terbatasnya luas wilayah, daerah pemukiman pun harus ber tetangga dengan jalan2 raya. Tidak banyak yang dapat kita lakukan untuk mengurangi kepadatan kendaraan selama infrastruktur transportasi publik masih belum mendukung. Namun paling tidak ada satu hal yang setiap individu di kota tercinta kita ini bisa ambil bagian dalam meningkatkan kenyamanan lingkungan. Setiap individu dari golongan ekonomi paling bawah sampai paling atas dapat berpartisipasi tanpa mengeluarkan biaya. Bahkan sebetulnya lebih murah namun lebih manjur memberikan solusi untuk meningkatkan tingkat kesuburan individu di kota ini.
Seringkali kita mengeluarkan uang untuk hal-hal yang justru merugikan dan menjadi bumerang bagi lingkungan kita sendiri. Sering kita memodifikasi kendaraan kita, mencopot knalpot standard dan mengganti dengan knalpot berisik yang malah memakan biaya. Tingkatan suara yang dihasilkan luar biasa, padahal sesuai aturan keamanan industri, tingkat suara dibatasi sampai 65 desibel. Apalagi dengan banyaknya kendaraan yang sampai jutaan, ketika hampir semua kendaraan tersebut berknalpot berisik, kebisingan dan intensitas polusi suara yang ditimbulkan menjadi sangat luar biasa. Hal ini tentunya tanpa disadari memukul kembali kepada lingkungan kita sendiri, mengganggu kenyamanan handai taulan kita sendiri yang berujung tanpa disadari adalah menurunnya tingkat kesuburan saudara2 kita sendiri.
Yang terkesan lucu adalah, karena seringkali para pengendara merasa gagah dengan suara berisik dari knalpotnya, padahal untuk menghasilkan suara knalpot keren itu tidak cukup hanya mengganti knalpot tanpa peredam. Di butuhkan desain knalpot yang mumpuni, tetap berperedam supaya suara bas yang dalam bisa timbul dan mesin minimum 4 cylinder agar suara semakin padat, karena mesin dua cylinderpun tdk cukup utk menhasilkan suara yang “padat”. Jadi dapat dibayangkan mesin 1 silinder 125cc dengan knalpot tanpa peredam, suara yg ditimbulkan akan terdengar seperti kaleng nyaring dan tidak elit. Terasa kendaraan sudah melaju kencang, padahal hanya segitu2 saja, yang diistilahkan “suara mengalahkan kecepatan”. Selain itu, pengendara sering tidak sadar kalau justru mereka sendirilah yang paling menderita karena selalu berada diatas kendaraannya.
Pengalaman saya berada di tempat berkendaraan sangat padat, namun kebisingan bisa di tekan lebih kecil adalah di luar negri. Contoh terdekatnya adalah vietnam yang mana pengendara bermotornya jauh lebih banyak namun hampir tidak ada suara kebisingan yang ditimbulkan. Di tengah hilir mudik kendaraan bermotornya, kegesitan motor2nya, kecepatan motor2nya, namun serasa suasanya nya tetap nyaman tenteram karena mereka tetap menggunakan knalpot pabrikan yang sudah dirancang sedemikian rupa untuk menghilangkan suara tersebut. Contoh lain adalah di Italy saat musim panas dimana hampir semua anak mudanya berkendaraan motor skutik, namun tetap suasana pantai yang berada di sekitar jalan raya tersebut tetap nyaman.
Saya berharap pemerintah dan kita semua sama2 menyadari hal ini dan mau bersama2 menciptakan lingkungan yang lebih nyaman buat kita, anak2 kita, handai taulan kita dengan tidak menambah polusi suara dari kendaraan kita masing2.
Salam
Ref: ‘Noise pollution causes infertility and insomnia’ By Iqbal Choudhry
sumber: kesehatan.kompasiana.com
ditulis oleh:
Thomas Pranoto
www.kompasiana.com/dooleyslb
www.kompasiana.com/dooleyslb
0 komentar:
Posting Komentar